Jumat, Maret 18, 2005

SUATU KETIKA DI RUMAH DUNIA

SUATU KETIKA DI RUMAH DUNIA
Oleh Damarati

Dari tanah merah kami datang
Meneguk air ilmu
Menenun rasa ingi tahu
Menghamparkan pandang pada dunia

Kemana menti kami berlabuh
Jika haluan task pernah satu bersauh
Atau…
Dibiarkan arah angin bawa kami
Telanjang dalam tatap mata terawang

Di sebuah persinggahan
Perahu berlabuh
Kepada guru..., Sahabat..., yang tulus
Dituang ilmu pada bejana ras ingin tahu
Lukisan diri dia pampangkan

Beri kami arti, makna, hakikat
Pencapaian sesungguhnya
Berbagi dengan sesama

KEPADA BUNDA, ATAS NAMA CINTA

Dini hari ini kembali kuingat dirimu. Ingat tentang segala cinta tulus kau berikan untuk ku. Tanpa pamrih. Hanya kasih meski perih sering tertoreh di kulit, hati dan setiap penyadaranmu tuk bahagiakan aku. Kau wanita perkasa. Membesarkanku dalam genangan cinta yang tak pernah kering meski kemarau dan teriknya hidup telah menguapkan banyak cinta yang pernah kutemui. Cintamu abadi. Pantaslah Alloh nisbatkan bahwa surga ada di bawah telapak kakimu.

Bunda….
Masih kuingat dulu ketika kau ditinggal sendirian. Menjalini biduk kehidupan tanpa nahkoda. Sang nahkoda telah lupa akan janjinya. Bersandar dipelabuhan lain., ketika bidukmu diterpa badai di samudra bernama rumah tangga. Waktu itu aku hanya penumpang yang tak tahu kemana sebenarnya perahu ini berlayar. Sang nahkoda tak banyak bercerita tentang haluan yang ingin di singgahinya. Sampai suatu ketika kulihat dia pergi tinggalkan biduk. Melupakan dirimu. Sampai kini belum juga kumengerti jawabnya. Dan aku tak ingin tahu mengapa.

Sejak saat itu kau layari samudra kehidupan sendirian. Membawa aku dan adiku mengarunginya (sering kau sebut kami buah hatimu, buah cinta yang Alloh titipkan padamu). Bukan hanya badai yang kini kau temui. Batu karang pun tak membuatmu berpantang mengayuhkan sauh menuju pulau harapan. Karena sendiri, banyak perompak atau bajak laut yang mengganggu perjalanan kami. Dengan berbagai cara mereka coba memperdaya. Ada juga pangeran dan saudagar menawarkan diri tuk bersama mencapai haluan. Tapi bunda tak mudah percaya lagi. Takut tertipu kembali. Yang ada di benaknya waktu itu hanya bagaimana antarkan aku dan adikku agar bisa mandiri mengarungi samudra kehidupan. Bunda sadar tak selamanya beliau kan kuat berlayar. Maka dia bekali aku dengan ilmu dan pengetahuan. Cinta dan kasih sayang pada sesama. Karena itu modal untuk gapai bahagia sejati.

Perjalanan Bunda telah mengantarku ke pengembaraan ku sendiri. Di Tanah para sultan aku mencari arti kehidupan sesungguhnya. Mengamalkan semua ilmu hidup yang kau ajarkan. Menuai cinta dan kasih yang telah kau semaikan.
Satu pesan beliau yang sangat kuingat hingga kini.
“Laki-laki dihargai karena kata-katanya”
Kuartikan, besar harapanmu agar aku selalu memegang janji dan jujur dalam kehidupan. Karena apalah nilai seorang manusia jika tanpa kejujuran. Jika aku mengingkari setiap kata yang keluar dari mulutku berarti aku telah mengingkari penciptaanku. Mengingkari karunia Alloh yang telah menghembuskan ruhku dalam rahimnya. Ruhku berhutang pada tubuhnya.

Bunda aku rindu padamu. Kangen petuahmu. Aku ingin pulang. Barang sebentar ingin berjumpa denganmu. Mencium tanganmu. Karena kutemukan damai di situ.



Damarati, yang lagi kangen Bundanya

Jumat, Maret 11, 2005

Krenceng, Sunday Morning Posted by Hello

Whisper In The Wind

Antologi Keangkuhan

Hari ini
Ku cuma bisa duduk di luar
Tak bisa berdiri sejajar
Di strata mereka, coba unjukkan diri

Mungkin kini
Hanya sebelah mata mereka pandangi aku
Sarat angkuhmu busungkan dada
Merasa kuasa beli segala

Tapi nanti
Yakin ku pasti
Dengan telanjang mereka akan jilati diriku ini

Bukan sekedar ku berkoar
Atau sesumbar omong besar
Semua kan kubuktikan bila tiba saatku unjuk gigi
Kan kupatahkan tirai besi penghalang
Kan kuruntuhkan tembok penghadang

Sajak ini bukan elegi rasa iri
Menyumbat nurani, membakar hati
Tak pula kobarkan percik permusuhan
Antara dua dunia kita berbeda
Karena angkuhmu pisahkan kita
Disini


GOR Wisanggeni Tegal
21 Maret 1999

Di Suatu Jum'at 98

Jum'at semua berlalu begitu cepat
Ada kegetiran setelah hati ditinggal matahari sayang
Yang telah menumbuhkan diri anak-anaknya
Dengan butir keringat kenyangkan perut mereka

Bertahun air susunya kuminum, besar hariku dalam
Tertatih langkah tersendat. Berat! Mengalun
Lagu simponi gerimis antara kayu, asap rokok dan mendoan
Dari benua merah dia datang
Dan tak pernah kuijinkan orang mengoyak air putih itu

Seperti Laila dalam Saman
"Tak ada kemarahan yang dapat kuawetkan selain dendamku pada ayah.
Seperti cinta tak ada seawet manisan dalam botol selai
Semuanya laksana tomat menggemaskan hari ini
Layu beberapa hari kemudian"

Tapi tak berlaku pada matahari hidupku
Cinta abadi bukan mitos masa lalu
Seperti pragmatis
Tak ada kawan dan musuh abadi
Yang ada adalah kepentingan abadi

Senin, Maret 07, 2005

Surat Cinta Dari Hawa

SURAT CINTA DARI HAWA

Assalamu’alaikum wr wb
Segala puji hanya bagi Rabb yang mempertemukan hati kita
Dalam cinta kepadaNya…
Sholawat kepada Rasulullah SAW, teladan sebenarnya
Semoga kita bisa berkumpul bersama beliau di syurgaNya yang abadi …

Dear Adam...
Maafkan aku jika tulisan ini membuatmu tersinggung atau marah
Sesungguhnya aku adalah Hawa..
Teman yang kau pinta
semasa kesunyian di syurga dahulu

Wahai Adamku.....
Aku berasal dai tulang rusukmu yang bengkok
Membuatku mudah sekali berbuat salah
tergelincir dari landasan ilahi
Oleh karena itu adamku, aku butuh bimbinganmu...

Adam....
Maha Suci Alloh yang menakdirkan jumlah kaumku lebih banyak dari kaummu
ini adalah sebuah ketetapan Alloh
Bayangkan jika jumlah kaummu lebih banyak dari kaumku
Niscaya merahlah dunia, karna darah
Kaummu akan saling berperang karna hawa
Tentu adamku ingat peristiwa Habil dan Qobil
dan turun temurun sampai anak cucunya
Dan tentu saja, jika kaummu lebih banyak
Maka menjadi tidak selaraslah hukum Alloh
yang memperbolehkan kaummu beristri lebih dari satu tapi
tidak boleh lebih dari empat ...

Adam....
Bukan karena banyaknya kaumku
yang mengejar dirimu yang membuatku risau
atau bukan karena jumlahmu yang sedikit yang membuatku resah
bukan..
tapi...
aku risau, gundah menyaksikan perbuatan kaummu…..

Kaumku, sejak dulu...
memang harus patuh kepadamu ketika sudah menjadi istrimu…..
Namun...
terasa berat pula bagiku mengungkapkan isi hatiku saat ini…


Adamku yang dikasihi Alloh....
aku tahu bahwa dalam Al-Qur'an ada ayat
yang menyatakan bahwa kaummu adalah pemimpin bagi kaumku
Engkau diberi amanah untuk mendidikku, menjagaku
agar selalu dalam ridho Tuhan kita

Tapi adamku....
bukankah telah kau saksikan sendiri bagaimana kondisi kaumku saat ini?
Mungkin banyak dari kaumku yang sudah tidak lagi
menghormati tanggungjawabmu itu..
Dan entah sudah berapa banyak kasus kaumku lepas dari kodratnya...
Lihatlah Adam...
Banyak dari kaumku yang bertebaran di keramaian
dan membiarkan auratnya terbuka..
Membiarkan mata-mata jalang sebagian dari kaummu
memandangnya dengan penuh nafsu..
Naudzubillah..

Adam..
Mengapa kau biarkan kaumku seperti ini?
Betul, jika kaumku kelak, akan menjadi seorang ibu,
madrasah bagi anak-anakmu..
Tapi lihatlah...
pada saat yang sama kaumku tampil kedepan mengurus hal negara,
mencari nafkah, bahkan berada di hutan memanggul senjata
pergi pagi pulang entah kapan..
Madrasah bukankah tidak boleh tutup walau sejenak?
Agar anak-anakmu juga bisa belajar kapanpun dia mau...
Adam..
Apakah sekarang kau tidak seperti dulu?
Sudah hilangkah kasih sucimu terhadapku?

Adam...
jangan marah ya, jika kukatakan
seandainya kaumku tergelincir
maka engkaulah yang akan menanggungnya...
Kau tanya kenapa?
Ya, bukankah jika seorang anak berbuat jahat,
maka orangtuanyalah yang akan disalahkan..
Jika murid bodoh maka orang berkata
pasti gurunya yang tak pandai mengajar..
Kulihat kaummu balik menyalahkan kaumku...
Kau katakan hawa susah diatur, tidak mau mendengar perkataanmu
Tidak mudah menerima nasehat, keras kepala..

Adamku...
cobalah bertanya pada dirimu..
Apakah didikanmu kepada kaumku
seperti didikan Nabi Muhammad SAW terhadap istri-istrinya?
Apakah adam memperhatikan Hawa seperti psikologi Rasulullah
terhadap istri-istrinya?
Apakah akhlak dan pribadimu sudah pantas dijadikan contoh bagi kaumku?

Adam.........
Engkau adalah imam
dan aku adalah makmumnya
ya, aku adalah pengikutmu karna engkaulah pemimpinku
jika Adam benar, hawa pun benar...
Jika kau lalai, maka lalailah pula aku
Kau dilebihkan akal olehNya,
maka pergunakanlah untuk mendidikku..
Maka Adamku..
pimpinlah aku...
karna betapa seringnya aku khilaf
didorong oleh nafsu dan perasaanku

Bimbing aku menyelami firman-firman Tuhanku
agar aku menjadi pendampingmu yang sholehah
Perdengarkan kepadaku kalimah syahdu dari Tuhanku
agar cahayaNya senantiasa menerangi hidupku
Tiupkan ruh jihad ke dalam dadaku
agar aku menjadi mujahidah kekasih Alloh
Adam...
Jika engkau masih lalai dan khilaf
masih berbuat seenaknya
masih tak acuh dengan semua tanggung jawabmu
masih gentar mencegah kemungkaran
dan masih segan mengikuti langkah Rasul dan sahabat
maka tunggu dan lihatlah
dunia ini akan hancur karena kaumku yang akan memerintah
Dan bagimu, hanya rasa malu yang teramat besarlah
yang mampu kau tunjukkan
dihadapan kaumku dan Tuhanmu

Adamku...
Maafkan aku..
maafkan aku sekali lagi...
jika surat yang kusampaikan kepadamu ini
menimbulkan amarah didadamu
tapi percayalah...
Bukan emas, atau intan berlian yang kucari..
bukan...
hanya hati tulus ikhlas darimu adam..
tuk kembali merenungi peranmu diciptakanNYa
dan melaksanakan sebenar-benarnya tanggungjawabmu...

dengarkanlah...
suara hatiku untukmu

Wassalam

----- tulus dari hawa--------
dari hawa yang mencintaiku
damarati.blogspot.com

Senin, Februari 28, 2005

TOPENG, SEBUAH SIMBOL DENGAN DUA MAKNA

Mengunjungi Rumah Dunia kita akan merasa seperti berada di tempat penuh simbol. Kita suguhi berbagai macam benda dan ornamen yang tergantung di tiap ruangan. Lukisan karya anak-anak, caping, jaring ikan, centong nasi, topeng sampai sapu lidi pun tergantun . Apa maksudnya? Hanya Gola Gong, sang penguasa Pustaloka Rumah Dunia yang tahu maknanya.
Lewat tulisan ini saya ingin menelusuri dan sedikit mengupas tentang makna topeng yang terpasang di pintu masuk kiri Kedai Jawara. Ada hal yang menggelitik dan mengusik saya untuk menulis idiom topeng dalam tulisan ini. Mengapa topeng yang dipasang di pintu. Apakah ini sebuah simbol pesan yang ingi disampaikan oleh Gola Gong. Mencoba menerka tentu bukan hal yang salah tentunya.
Dalam kesustraan Cirebon menurut Jacob Sumardjo dalam buku Filosofi Topeng Cirebon, topeng adalah simbol penciptaan semesta yang berdasarkan sistem kepercayaan Indonesia purba dan Hindu-Budha-Majapahit. Paham kepercayaan asli, di mana pun di Indonesia, dalam hal penciptaan, adalah emanasi. Paham emanasi ini diperkaya dengan kepercayaan Hindu dan Budha. Paham emanasi tidak membedakan Pencipta dan ciptaan, karena ciptaan adalah bagian atau pancaran dari Sang Hyang Tunggal.
Siapakah Sang Hyang Tunggal itu? Dia adalah ketidak-berbedaan. Dalam diriNya adalah ketunggalan mutlak. Sedangkan semesta ini adalah keberbedaan. Semesta itu suatu aneka, keberagaman. Dan keanekan itu terdiri dari pasangan sifat-sifat yang saling bertentangan tetapi saling melengkapi. Pemahaman ini umum di seluruh Indonesia purba, bahkan di Asia Tenggara dan Pasifik. Dan filsuf-filsuf Yunani pra-Sokrates, filsuf-filsuf alam, juga mengenal pemahaman ini. Boleh dikatakan, pandangan bahwa segala sesuatu ini terdiri dari pasangan kembar yang saling bertentangan tetapi merupakan pasangan, adalah universal manusia purba.
Dalam makna keseharian topeng bisa diartikan diri yang ingin memperoleh citra lain atas dirinnya sendiri. Pencitraan yang dibuat biasanya mengunggulkan diri sendiri dihadapan publik. Baik yang terang terang-terangan maupun secara tersembunyi. Ada yang ingin dianggap sebagai ulama bertopenglah dia seperti ulama dengan kopiah dan jumbah religius serta sabda-sabda Tuhan yang diri sendiri belum tentu melaksanakan. Atau mereka yang ingin dinggap sebagai penderma menyumbang dengan pamrih tersirat dari setiap rupiah yang diberikan. Makin besar rupiah yang diberi ada hasrat untuk memiliki sesuatu ytang lebih besar pula.
Tinggal sekarang makna topeng mana yang akan kita pilih. Mencari simbol penciptaan itu sendiri atau untuk menutupi keburukan diri.(damarati)

K3N

Aku kenal dia lima tahun yang lalu, saat pengembaraan mencari jati diri yang tak kutemui di tanah kelahiranku. Kakekku yang mengenalkan keluarganya padaku, bahwasannya antara kami bersaudara. Perpisahan antara kedua orang tua ku membuat aku tak mengenal keluarga dari bapakku.

Sebenarnya keluarga dari bapakku memiliki sisilah trah yang panjang. Pernah kulihat buku trah yang sempat disusun salah seorang anggota keluargaku yang di Magelang, dan nama keluargaku tak tak tercantum di dalamnya). Kehilangan jejak dalam sejarah keluarga.

Ada bias kebebasan saat pertama kali melihatnya dengan kesan tomboi yang tersirat dari caranya berjalan, berpakaian dan berbicara meski masih tertutupi oleh bahasa jawanya yang lemah lembut khas wong wetan.
Pertemuan pertama hanya kesan itu yang kudapat, selebihnya hanya lupa yang tersisa dalam ingatan. Namun takdir mempertemukan kita lagi. Dua tahun berikutnya aku berjumpa dengan dia yang penuh antusias bertanya tentang agama dan hubungan dengan lawan jenis, entah itu perkawanan atau hal lainyang lebih pribadi. Semua dia tanyakan dengan terbuka tanpa kau tutupi, seakan ada kepercayaan bahwa aku bisa menjawabnya. Kucoba tanggapi semua pertanyaannya dengan sabar dan kujawab dengan hati-hati. Aku tahu dia masih hanif dan ingin memperbaiki diri namun masih ragu untuk tentukan pilihan. Aku hanya tahu kulit agama, salah menjawab fatal akibatnya. Tapi setidaknya ada ilmu yang tersampaikan. Bukankah ilmu agama adalah hak mereka yang tak tahu. Sampaikanlah meski hanya satu ayat. Saat itu k3n (katrin = ketika kutemukan keindahan namamu) sudah di semester tiga, sedang aku baru masuk salah satu pendidikan kejuruan lanjutan.

Dan hari ini kuterima sepucuk surat darimu. Kau bercerita banyak lewat tiap kata yang kau tulis. Ingin bebagi kebahagian katamu. Berbagi kebahagiaan? batinku bertanya gerangan rasa apakah yang sudi seorang dara bagikan bersamaku yang saat ini masih mengais arti bahagia itu sendiri.
Masalah busana muslimah. Agak surpraise juga aku mendengarnya. Katrin dah dapet hidayah, aku bersyukur atas kabar tersdebut. Sisi batin kecilku yang lain berteriak halus. Ah... ini cuma sensasi saja, mungkin dengan itu dia bisa mendapat banyak manfaat. Publikasi gratis karena teman-temannya banyak bergunjing tentangnya atau ada mahluk yan namanya lelaki ...(orang pengajian biasa memanggil ikhwan) yang ingin digaetnya. Bisa jadi.
Sisi batin keciku membuat aku semakin ingin menampik semua prasangka tersebut. Membiarkannya terus bermain akan semakin membuat seluruh jiwaku keruh dengan dugaan.

Dia berkisah, bahwasannya untuk merubah satu penampilan, memerlukan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari baju atas dan bawah, sepatu, tas, kaos kaki ditambah lagi kerudung plus pernik-perniknya. (Ngak pernah kebayang olehku yang gini-gini)
Aku bisa mereka-reka perubahan penampilanmu yang begitu drastis saat ini, harapanku semoga dia tidak merasa aneh atau malu dengan pilihannya itu. Semoga kau bisa istiqomah. Hey aku berdoa…. memungut harap agar Alloh berikan kekuatan agar dia selalu berada di jalan yang benar yang telah dia pilih.

Kau juga berkisah bahwa tentang betapa kemudahan akan Alloh berikan jika azzam tlah teguh di dada. (Azzam… kata palagi itu, kucari di google baru ngeh aku apa itu maknanya) Semua yang kita sangka sulit, jika Alloh berkehendak tiada sesuatu yang sulit bagi Nya.
Kau berhitung tentang jumlah kerudung yang kau punya, logikanya dengan uang sakumu tak kan cukup untuk memenuhinya. Dan datanglah pertolongan itu, ada seorang temanmu bercerita bahwasannya dia hanya punya baju muslimah tiga potong plus bawahannya. Untuk keperluan kuliah dia hanya menukar-nukar koleksi itu. Ternyata mudah dan sederhana tipsnya. Jika dihitung, masih banyakan koleksimu dibanding temannya. Maka bertambah kuatlah azzammu. Pasti bisa…. pekiknya.

Masih tentang kemudahan yang kau dapat. Pertama keluar dengan penampilan baru, dalam hati kau ada hal yang tak kau percaya, kau telah memakainya. Sebuah kewajiban telah ditunaikan, menutup aurat. Sebuah impian yang akhirnya jadi kenyataaan.

Minggu pertama masih terasa canggung kau mengenakannya, masih „wagu“ katamu. Tapi ternyata banyak yang mendukung dan banyak sambutan kebahagian dari teman-teman dekatmu, Ditengah kegundahan „diterima gak ya ma teman-teman“ bisik dalam hatimu.
Dan keajaiban itupun terjadi kembali, satu per satu temanmu memberi buah tangan kerudung untuk kau kenakan. Betapa pertolongan Allah begitu besar, jumlah kerudungmu yang dulu tiga potong, kini bertambah menjadi empat belas. Subhanallah, pertolongan Mu begitu besar dan dekat.

Yang lebih lebih membahagiakanmu adalah dakwah yang secara tak langsung kau sampaikan kepada keluagamu. Berdakwah lewat jilbab yang kau kenakan. Meski statusmu masih mua’alaf jilbab namun setidaknya kau telah memberi sebuah pemahaman yang baru tentang bagaimana Islam yang sesungguhnya.

Sungguh adalah sebuah perjuangan menegakkan kebenaran diantara lingkungan yang bebeda pemahaman. Aku sendiri tak bisa membayangkan bagaimana keislamanku jika aku dulu aku ditakdirkan ikut babakku. Tentu sangat berat Islam jika jauh dari lingkungan yang penuh dengan nuasa keislaman.

Ya, Rabbi semoga kau terus melimpah nikmat hidayahMu pada saudaraku, Katrin (K3N). Dan jadikan lah pengalamannya menjadi ibrah bagiku untuk tetap bersykur atas segala nikmatMu padaku, terutama nikmat Islam ini.
Nikmat yang terindah yang tlah Alloh berikan.

Berkaca pada katrin membuat aku membuka lembaran batin, mengais tiap baris dari gores cerita yang telah aku tulis. Memaknai bagian hidup mana yang telah aku rubah untuk menegakan agama Alloh. Tetap teguh pada ajaran agama, sampai dimana batas aku bertakwa. Padahal takwa hakekatnya tanpa batas. Dia berarti selagi nafas masih berdesah di raga. Selagi nadi masih berdenyut. Di sinilah amal kita dihitung berakhir nanti setelah kita masuk liang kubur.

Damarati, it’s dedicated to my self

Sabtu, Februari 26, 2005

DURJANA MENCARI CINTA (2)

Di pinggir kota berdebu
Lenggang kaki lelaki langkah pasti
menyungging senyum penuh serum
Mematikan tatap mata

Di tangan tergenggam parang
siap kibaskan semua penghalang
mandikan darah setiap nyawa tertumpah
kirinya seratkan pena
melukis kata hampakan makna
tentang kekecian, jiwa-jiwa terbudak,
menghamba dunia

Dirunut dari mata
titik hitam seperti jelaga
galap, pucat, kering, tanpa rasa
menggaharap dari sebuah nyawa terampuni
dapat kembali empati
insan tlah hilang
malikat enggan bersemayam

Durjan bukan petualang
sekeping batu
di jazirah kehidupan satu putaran waktu
masih butuh cinta
meski tak tau kepada siapa ditumpahkan

dedicated to separuh diri yang lagi hilang

DURJANA MENCARI CINTA

Di sudut kota berdebu
Langkah kaki lelaki kaku
mengayuhkan dendam didetiap injakan
menyuguhkan duka setiap tapaknya

Tangan kanan kibaskan parang
memetik tiap nyawa melayang
Di kirinya pena
tulis mantra penghembusan

Adakala ketika jiwa telah lelah
menuju puncak rentetan
khayal, nelangsa tak berkesudahan

Rongga mata sehitam jelaga
tengah tergambar peristiwa
mengharap
torehan luka tlah terbuat
sebuah jiwa disampingku menghambat
menanti
tuk dapat,...
layakah sang pendosa peroleh cinta
murni, tulus tanpa pewarna

Senin, Februari 21, 2005

Langit Gelap Krenceng

awal minggu tlah berdebu
beringaskan hari akan kuhadapi
tapi aku belum mau mati
atau tersunggkur di tanah kubur
mengais-ngais jatah umur

Setiap hari kugadaikan waktu
dengan menjual tenaga
hitungan masa hidupku
di sebuah jawatan orang berkulit dungu

Buka tutup tulisan kesaksian kerja
adalah rutinitas
merentas batas
sari tudung pagi hingga payung mentari ditutup malam

langit gelap tanda saat aku merayap
menyusuri jalan pulang setelah selesai masa gadai
Di lapangan krenceng
hanya hitam tertimpa redup bolam jalan
hanya hitam kepada diri suguhkan kepenatan

Langit gelap krenceng
lukisankan hidup makin melenceng


from desk of damarati

Minggu, Februari 20, 2005

Hatiku Terbakar!

Toolooong....toolooong!
Vibrator lidah , pita suara, dinding kerongkongan, gigi serta gusi
kompak menyenandungkannya
seperti virtuoso memainkan komposisi alternative
dijepit sulit, kenapun menggigit
matanya berkaca, melelehkan air telaga
atau anak sungai yang mengalir ke laut

Toolooong...toolooong!
ada yang terbakar
meski disiram anak sungai bidadari
belum padam orkestra sang virtuoso bersenandung
kini jiwa apa kabarnya
apa sama dengan kata dibaris pertama
berharap ada nyawa mengabulkan inginnya
ah........
hatiku terbakar
bidadari terkapar
aku terdampar


Ketika bidadari enggan berpisah dariku...

Cool Sunday Morning

When I open my eyes, my body feel vertigo
Why yah? I don't understand what happen with me
Why yah? My mind lose control
Why yah? The air is so fresh for all of human being
Why yah? My pocket is full...
Why yah? I believe God bless me today
Sure...sure...sure...
Cool sunday morning


Habis mabit..ngantuk banget!

Rabu, Februari 09, 2005

Sedikit Curhat Tentang Makan Siang Di Kantin PTSI Cilegon

Assalamu'alaikum Warohmatullohi wa Barokatuh

Semoga Berkat dan Rahmat Alloh senantiasa tercurah untuk kita semua

Makan adalah kebutuhan hakiki dari setiap mahluk ciptaan Tuhan. Kegiatan tersebut adalah sarana untuk menyambung kehidupan manusia sebagai utusan Tuhan di muka bumi.
Dikatakan oleh Kalam Nya bahwa kita pun harus mensyukuri setiap suap makanan yang masuk ke badan kita sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. Menelan dengan legowo tanpa berkeluh apalagi sampai mencaci makanan yang kita dapatkan adalah tauladan yang diberikan Rosul pada kita. Karena itu adalah rizki yang wajib kita berterimaksih karena masih diberi, hingga hari ini.

Namun (ada paradoks ... mungkin kontradiktif dari apa yang akan saya tulis)....
Ketika kita dihadapkan pada selera terhadap makanan, tentu tiap orang akan berbeda jawabnya. Dalam mensikapinya akan muncul banyak reaksi. Ada yang suka, ada yang biasa hingga menghina dan memuntahkan makanan yang hampir ditelan. Semua berpulang pada yang namanya selera.
Jika kita makan di warung tentu tiap orang bisa memilih sesuai seleranya masing-masing. Tetapi saat kondisi makan yang telah dipatok harga per porsinya tentu ada standar selera yang pantas diterima. Rasa sebanding dengan harga. Ada nilai rasa disana, yang tentunya bisa dimaklumkan sebagai cita rasa bersama. Efeknya akan lebih banyak orang yang tidak berkomentar negatif tentang rasa makanan yang di sajikan, syukur komentar positif diberikan.

Kita ambil contoh kasus, ketika kita makan siang di kantin kita tercinta. Dari hari ke hari bukan makin baik pelayanan dan makanan yang disajikan. Baik dari jumlah maupun rasa. Saya tak tega berkata "buruk" karena berarti tidak mensyukuri rejeki yang saya makan hari ini. Hanya saja alangkah indah jika saat kita makan, lidah kita mengecap rasa yang mendorongnya bersyukur akan makanan dikunyahnya hari ini. Bukan "ngedumel" atau komplain pada rasa yang tak sesuai standar selera bersama.

Saya menulis ini untuk diri saya sendiri sebagai tumpahan unek-unek atau curhat yang ingin saya bagi. Ini bukan komplain, hanya sedikit sentilan tuk kebaikan bersama. Jika ada yang tak berkenan dari tulisan saya ini mohon kelapangan untuk memaafkannya. Kebaikan datangnya dari Sang Penggenggam kehidupan, luput dan salah adalah di diri saya selaku insan.

Setiawan Hadiswoyo (Sosok Lain Damarati

Tunggu

Dia titip pesan waktu itu
Tunggu....

di balik pintu,
di meja kerja,
Jelusi jendela berdebu

Setengah putaran berlalu

tunggu....
Terngiang kembali kata itu

Kini di lorong waktu
di ruang masa
Hingga kurasa jemu

From desk of damarati (13 Januari 2005)

Tengah Siang

Matahari
panasnya mendidihkan raga yang rapuh

Setelah hujan pergi tanpa pesan minggu lalu

Masih
tersisih di kubangan waktu memburu
aku tahu


Damarati
from my desk (12 Januari 2005)

KAMU

Dihangatnya kurasa dinginmu
Didinginmu kureguk panasnya

Kering Hati dibasahi kasihmu
Basah Jiwa Kering karenanya

Di remang subuh tangkap pendar bayangmu
Ada terang di balik sisi gelapmu

merayap... mengendap...
hingga aku bersimpuh
kaku


From desk of Damarati (11 Januari 2005

Senin, Februari 07, 2005

My Ilussion

Whisper hang out from my head
Evil practice dancing on the deepest of blood
Suck until my bone singing "kruck..!"

Angel screams loudly
But no ears can catch them
Gone....gone....gone....

In the middle of nowhere,
a couple of souls wait to re-incarnate
Whisper....scream will lead them to find
heaven or hell
in another chance


sambil belajar bahasa inggris... ngaco ya???

Orang Gila

suatu saat aku melihatnya
tepat didepan kelopak mataku
di lain waktu aku melihatnya
berjongkok di belakang pantatku
satu saat aku menunggunya
ingin kuludahi mukanya
mukanya yang penuh dengan senyum sinis
seolah ingin mencampakkanku ke tempat sampah
siapakah dia? siapakah aku?
aku bingung, kupegang pada batang yang rapuh
menari-nari dan tertawa-tawa
masih menunggu di batang yang rapuh
aku buka baju
jongkok di belakangnya, di belakang pantatnya
kini.......
aku berdiri
menatap kelopak matanya
entah sekarang siapa yang gila
aku atau dia...?
absurb.........naif.........migrain..........kolesterol!

inspirasi saat menunggu loading yahoo yang amat lambat! membuat sekarat!