Di sudut kota berdebu
Langkah kaki lelaki kaku
mengayuhkan dendam didetiap injakan
menyuguhkan duka setiap tapaknya
Tangan kanan kibaskan parang
memetik tiap nyawa melayang
Di kirinya pena
tulis mantra penghembusan
Adakala ketika jiwa telah lelah
menuju puncak rentetan
khayal, nelangsa tak berkesudahan
Rongga mata sehitam jelaga
tengah tergambar peristiwa
mengharap
torehan luka tlah terbuat
sebuah jiwa disampingku menghambat
menanti
tuk dapat,...
layakah sang pendosa peroleh cinta
murni, tulus tanpa pewarna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar