Di pinggir kota berdebu
Lenggang kaki lelaki langkah pasti
menyungging senyum penuh serum
Mematikan tatap mata
Di tangan tergenggam parang
siap kibaskan semua penghalang
mandikan darah setiap nyawa tertumpah
kirinya seratkan pena
melukis kata hampakan makna
tentang kekecian, jiwa-jiwa terbudak,
menghamba dunia
Dirunut dari mata
titik hitam seperti jelaga
galap, pucat, kering, tanpa rasa
menggaharap dari sebuah nyawa terampuni
dapat kembali empati
insan tlah hilang
malikat enggan bersemayam
Durjan bukan petualang
sekeping batu
di jazirah kehidupan satu putaran waktu
masih butuh cinta
meski tak tau kepada siapa ditumpahkan
dedicated to separuh diri yang lagi hilang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar