Selasa, Oktober 11, 2011

Menjadi Terluka Adalah Berharga

Karawang malam ini masih riuh seperti hari kemarin. Kemarin seperti baru saja terjadi. Terjadi seperti mimpi. Biasanya mimpi basah selalu cepat berlalu karena bukan mimpi bertemu hantu. Dalam banyak hal yang tak sama semua pilihan dapat saja hilang, entah diharapkan atau mengalir biasa saja karena harus jujur tak ada rasa tuk hadir apa pun, siapa pun di hati. Sendiri saat ini.
Sangat nyata waktu adalah misteri wajib diamini. Waktu menurut Bang Wikipedia dikutipnya dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Aku menolaknya! Jika kita diam atau tidur waktu juga tetap berjalan. Tak ada rangkaian, sama sekali tak berbuat, sedikit tepat dikatakan berlangsung. 
Sekarang balik lagi ke judul di atas apa korelasinya waktu dengan terluka? Koneksinya itu apa? Apalagi menjadi berharga, apa ada ini? Begini kawan, pada rentang jatah usia ku ada titik dan garis ketika terluka harus dinikmati. Seperti di jalan buntu menahan lebam memar akibat keadaan tak bisa tertolak. Keadaan yang tak bisa tertolak sekali lagi. Aku menyebutnya sebagai proses memeram benih kedewasaan dengan kata yang religius disebut sabar. 
Masa itu jika bisa melaluinya akan kita nikmati buah bahagia bisa berupa cinta bersama orang tersayang, membaui wangi bunga berbunga serta menggauli hangat matahari pagi. Saat itu tak ada yang ingin mati atau pergi. Menjadi luka akan dibawa waktu dengan kata lupa.

Menyambung titik lewat Ngeblog daripada illfill liat Timnas vs qatar