Kamis, April 27, 2006
TEMAN JIWA
untuk Khodijah
Seperti baru kemarin kita berpelukan
Dalam damai tak terkata
Menyatu tawa di taman rindu
Kita semai bersama
Tatap cakrawala
atas menara pemandu haluan
Hanya tuk mengungkap
Betapa gagu aku padamu
Tak setegas bagaskara itu
Semalam,
Seekor pari mengibaskan lecutnya
Membimbing aku menekan nomormu
Membangunkan jiwa dalam resah
Betapa gundah ini telah meluap
Mencuri ceruk untuk temukan muara
Ada doa tak terkata
Untukmu teman jiwa
Semoga tabah jalani kisahmu
Cukup disini saja (tanganku menunjuk dada)
kusimpan semua
Untukmu teman jiwaku
Cilegon, April 2006
damarati
PADA SESUNGGUHNYA
Kepada engkau yang menjauh
Tak tersentuh
Dalam mimpi atau rengkuh tubuh
Menutup, milihat gelap di balik
Kelopak mata sehabis menangis
Seusai terbang melintas di dunia
Dimana semua diam
Cuma desah terdengar
Entah iba, entah sesal
Kepada engkau yang menjauh
Tak tersentuh
Setelah berpeluh atau teriak mengaduh
Buta Cuma di mata lahir semata
Disingkap rimbun belukar cinta
Ada pesan setelah satu yang didamba tiada
Ketika relung hati bicara tentang kebenaran
Bukan nisbi, bukan mengagungkan diri
karena aku dan engkau pasti mati
Pada sesungguhnya
Hidup tak perlu disesali
Karena kita tak pernah memilih ini
sekedar dipaksa untuk menjalani
Cilegon, April, 2006
Damarati
Tak tersentuh
Dalam mimpi atau rengkuh tubuh
Menutup, milihat gelap di balik
Kelopak mata sehabis menangis
Seusai terbang melintas di dunia
Dimana semua diam
Cuma desah terdengar
Entah iba, entah sesal
Kepada engkau yang menjauh
Tak tersentuh
Setelah berpeluh atau teriak mengaduh
Buta Cuma di mata lahir semata
Disingkap rimbun belukar cinta
Ada pesan setelah satu yang didamba tiada
Ketika relung hati bicara tentang kebenaran
Bukan nisbi, bukan mengagungkan diri
karena aku dan engkau pasti mati
Pada sesungguhnya
Hidup tak perlu disesali
Karena kita tak pernah memilih ini
sekedar dipaksa untuk menjalani
Cilegon, April, 2006
Damarati
Senin, April 24, 2006
kali ini yang terakhir
Sesepinya hati
tak sesepi malam ini
diantup tawon
pelipis sebelah kiri
Habis magrib
selepas berbuka puasa tadi
Ya sudahlah
rejekiku pada antupan tawon
masih untung jauh dari leher
Nyawa tak tinggal meleler
tak sesepi malam ini
diantup tawon
pelipis sebelah kiri
Habis magrib
selepas berbuka puasa tadi
Ya sudahlah
rejekiku pada antupan tawon
masih untung jauh dari leher
Nyawa tak tinggal meleler
KETEMU
Aha.. aku seperti kembali dari perjalan buntu tak berujung.
Pass word blogger ku ketemu
Huah...
Pass word blogger ku ketemu
Huah...
Langganan:
Postingan (Atom)