Rabu, Februari 09, 2005

Sedikit Curhat Tentang Makan Siang Di Kantin PTSI Cilegon

Assalamu'alaikum Warohmatullohi wa Barokatuh

Semoga Berkat dan Rahmat Alloh senantiasa tercurah untuk kita semua

Makan adalah kebutuhan hakiki dari setiap mahluk ciptaan Tuhan. Kegiatan tersebut adalah sarana untuk menyambung kehidupan manusia sebagai utusan Tuhan di muka bumi.
Dikatakan oleh Kalam Nya bahwa kita pun harus mensyukuri setiap suap makanan yang masuk ke badan kita sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. Menelan dengan legowo tanpa berkeluh apalagi sampai mencaci makanan yang kita dapatkan adalah tauladan yang diberikan Rosul pada kita. Karena itu adalah rizki yang wajib kita berterimaksih karena masih diberi, hingga hari ini.

Namun (ada paradoks ... mungkin kontradiktif dari apa yang akan saya tulis)....
Ketika kita dihadapkan pada selera terhadap makanan, tentu tiap orang akan berbeda jawabnya. Dalam mensikapinya akan muncul banyak reaksi. Ada yang suka, ada yang biasa hingga menghina dan memuntahkan makanan yang hampir ditelan. Semua berpulang pada yang namanya selera.
Jika kita makan di warung tentu tiap orang bisa memilih sesuai seleranya masing-masing. Tetapi saat kondisi makan yang telah dipatok harga per porsinya tentu ada standar selera yang pantas diterima. Rasa sebanding dengan harga. Ada nilai rasa disana, yang tentunya bisa dimaklumkan sebagai cita rasa bersama. Efeknya akan lebih banyak orang yang tidak berkomentar negatif tentang rasa makanan yang di sajikan, syukur komentar positif diberikan.

Kita ambil contoh kasus, ketika kita makan siang di kantin kita tercinta. Dari hari ke hari bukan makin baik pelayanan dan makanan yang disajikan. Baik dari jumlah maupun rasa. Saya tak tega berkata "buruk" karena berarti tidak mensyukuri rejeki yang saya makan hari ini. Hanya saja alangkah indah jika saat kita makan, lidah kita mengecap rasa yang mendorongnya bersyukur akan makanan dikunyahnya hari ini. Bukan "ngedumel" atau komplain pada rasa yang tak sesuai standar selera bersama.

Saya menulis ini untuk diri saya sendiri sebagai tumpahan unek-unek atau curhat yang ingin saya bagi. Ini bukan komplain, hanya sedikit sentilan tuk kebaikan bersama. Jika ada yang tak berkenan dari tulisan saya ini mohon kelapangan untuk memaafkannya. Kebaikan datangnya dari Sang Penggenggam kehidupan, luput dan salah adalah di diri saya selaku insan.

Setiawan Hadiswoyo (Sosok Lain Damarati

2 komentar:

Anonim mengatakan...

weleh.. wan eh mar kenalannya wong taiwan tah... :) bagus wan kreatip kalo perlu rajin2 aja lo update terus kali aja dari sini lo bisa ngembangin bakat lo. Yah gut lak deh buat lo.....

Anonim mengatakan...

Kita musti bersyukur kan dgn apa yg kita dapat tiap hari? 3 tahun aku pernah jadi member kantin itu, ternyata kantin itu better dibanding kantin dtempat aku skr. :(