Jumat, Maret 11, 2005

Di Suatu Jum'at 98

Jum'at semua berlalu begitu cepat
Ada kegetiran setelah hati ditinggal matahari sayang
Yang telah menumbuhkan diri anak-anaknya
Dengan butir keringat kenyangkan perut mereka

Bertahun air susunya kuminum, besar hariku dalam
Tertatih langkah tersendat. Berat! Mengalun
Lagu simponi gerimis antara kayu, asap rokok dan mendoan
Dari benua merah dia datang
Dan tak pernah kuijinkan orang mengoyak air putih itu

Seperti Laila dalam Saman
"Tak ada kemarahan yang dapat kuawetkan selain dendamku pada ayah.
Seperti cinta tak ada seawet manisan dalam botol selai
Semuanya laksana tomat menggemaskan hari ini
Layu beberapa hari kemudian"

Tapi tak berlaku pada matahari hidupku
Cinta abadi bukan mitos masa lalu
Seperti pragmatis
Tak ada kawan dan musuh abadi
Yang ada adalah kepentingan abadi

Tidak ada komentar: