Senin, Mei 01, 2006

BUTA


Serapah tiada guna
Jika hati telah buta
Umpatan seperti kembang gula
Di lidah manis terasa
Mungkin

Itulah kamu yang melihat dengan mata raga
Jelas kamu melihatnya
Sungguh tak perlu indra jiwa kau pahami

Tentang danau di tengah jalan
Tentang cadas yang merontokan kandungan
Tentang aneka bentuk lubang
Di sepanjang setapak marga menuju pulang
Ketika kerontang sudah penghujung uzur
Aku masih menunggu matamu terbuka

Mengharap melihat
Debu yang semakin akrab dengan hidung dan mata
Hingga langkah semakin berat
Karena rata tak kunjung tiba

Kepada kamu yang dulu pernah memberi aku janji
Kutagih suara lantangmu dulu
Sebelum kamu duduk di kursi itu
Secuil kenyataan tentang setapak yang tak kunjung datar

damarati
Cilegon, Maret 2006

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Soulmateku :)
salam sehat,,,,

Emm, aq merindumu.
Hey, menurutmu gmn, aq nikah lebaran ini tapi bulan depannya suamiku tinggal di Samarinda, dan kita berpisah dalam waktu yg lama sampai aq selesai kuliah nanti...
Menurutmu?
Aq juga pny tanggung jawab moral pada ORTU untuk selesaikan kuliah ku, dan dia juga pny tanggung jawab yg sama dengan bisnisnya.

Kadang ku fikir, apakah akan harmonis jika kita berpisah jauh dan dengan frekuensi pertemuan yang minim banget?

aq butuh pendapatmu, soulmateku...