Secuil itu ada berkah melimpah
Menjadi bagian tak pernah kumengerti
Liar putarannya
Menyergap membuat tergagap
Memaling syukur dari amal terukur
Sebilah belati hujam menyanyikan nyeri
Sudah kulupa rasa sakit
walau koreng menggenangkan darah
setinggi lutut sebau busuk
Mimpiku hanyut, larut
tenggelam dalam genangan nanah
Temaram kembali direnda waktu
Penghianat sudah bebas menyanyikan madah
terdengar sendawa ganjil di penghujung sana
Entah bungah entah gundah
Yang pasti kutahu kini cuma resah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar